Sabtu, 29 Maret 2014

semakin hari

"Mati itu pasti"
"Apa yang kau bilang itu?"
"Tentang kematian..."
"Kau sudah tertarik dengan mati?"..
"Barangkali iya...tapi, aku belum siap..."
"Jangan kau pikir seperti itu..Tuhan yang menentukan kematian itu.. Tuhan tahu kapan waktu yang tepat"
"Dosaku..semakin menumpuk saja..apa yang aku makan dan minum, apa yang kulakukan..semuanya dosa.."
"Bertaubatlah.."
"Sudah kucoba..tapi masih saja..dosa menghampiriku..aku takut dosaku semakin menumpuk"
"Bertaubatlah.."


Rabu, 26 Maret 2014

awal baru....

semua akan menjadi indah...pada waktunya..
believe it...

Kamis, 20 Maret 2014

Rokok

MALAM, DI SERAMBI RUMAH. SEPASANG SUAMI ISTRI SEDANG MENIKMATI KEINDAHAN MALAM.
"Buanglah rokok itu" pinta sang istri
sang suami terdiam sambil menghisap rokoknya
"buanglah rokok itu!"
"Bukankah kau lebih suka kalau saya merokok? bukankah saya akan terlihat lebih macho dan ganteng?"
"Hemmm?"
"Bukankah kau dulu bilang begitu. lantas apa maumu sekarang? sungguh tidak konsisten!"
"dulu...itu dulu waktu kau...."
"Waktu apa?"
"Waktu kau....terlihat tampan..."
"Sekarang apa saya  tidak tampan lagi?"
"Masih..bahkan sangat tampan...dulu saya khilaf..dulu saya hanya memikirkan pikiran dan perasaan saya. saya dulu masih egois.."
"Sekarang juga masih egois" (bisik suami)
"Apa?"
"Ah, tidak apa-apa. kau sangat cantik"
"Ya, saya memamng cantik, kalau saya tidak cantik apa kau mau tertarik sama saya?"
"Ya, belum tahu..."
"Jahatnya kau.."
"Sayang, saya hanya bercanda..mengapa kau begitu marah...apa kau ingin saya membuang rokok ini?"
"Ya, saya mau kau membuang rokok itu..saya lebih cinta kalau kau sehat. saya tidak mau kau sakit. saya tidak mau doa-doa saya jadi percuma..saya tidak mau. saya mau lihat kau sehat bersama saya. saya tidak mau kau mendahului saya"
"Tapi, ini masih banyak...sayang kalau dibuang"
"Apa kau mau saya yang membuangnya?"
"Jangan sayang, nanti tangan kau bau..saya tidak mau melihat kau sedih karena bau. biar saya saja yang buang. duduk saja kau di situ"
"Nah, itu baru suami tercinta saya. saya bangga sama kau"
"Apa perlu kita rayakan kemenangan ini, sayang?"
"Usul yang bagus. bagaimana kalau kita mengundang teman-teman?"
"bagus..bagus..tapi apa mereka mau?"
"Pasti mau.... rumah mereka kan dekat.."
"Saya akan persiapkan hidangannya.."
"Saya akan telepon mereka.."
"Makanannya yang enak ya sayang,..."
"Iya,...pasti enak..saya akan pesan dari restoran terkenal. oh ya, undang juga anak cucu kita...para tetangga juga..."
"Iya, pasti..."
"sudah siap...?"
"Siap..."
"mari kita bergerak.."

kau tak perlu merokok hanya untuk menyenangkan saya, saya lebih suka kalau kau sehat, kau tidak perlu menjadi orang lain. saya hanya perlu kau menjadi lebih baik, baik, dan baik dari waktu ke waktu. saya akan selalu berdoa buat kau...khusus buat kau...jangan merokok kalau kau memang tak suka..dan..sekarang saya mau kau berhenti merokok...demi cinta...




Senin, 17 Maret 2014

Lelahhh

"Apa kau merasa lelah?"
"Ya, aku lelah..harus berdiri di sini"
"Kenapa tidak beranjak?"
"Karena kau tidak mengajakku.."
"Apa perlu?"
"Mungkin..."
"Mungkin apa?"
"Ah..kau ini pura-pura tidak tahu apa tidak mau tahu"
"Jujur, aku capek harus di sini..kapan kita pergi?"
"Ke mana?"
"Ke mana saja, asal kau suka"
"Ke bulan?"
"Boleh"
"Ke Mesir?"
"Untuk apa?"
"Lihat mumi..dan peninggalan jaman dulu"
"Tertarik.."
"Lantas?"
"Lantas?"
"Ya, lantas..kapan kita pergi?"
"Sabarlah...aku sedang menunggu hujan"
"Hujan kok ditunggu."
"Apa aku harus menunggu kau?"
"Iya, kau harus menungguku..yang sabar dengan penuh keikhlasan"
"Sampai aku tua..?"
"Kalau perlu"
"Tidak! aku tidak mau. ayahku pasti akan bingung. kenapa anak gadisnya tak kunjung pergi dari rumah. jatah makan malam sudah habis buat adik. ayah ingin aku cepat pergi agar ia tidak repot lagi"
"Kalau ibu?"
"Sama..ibu juga ingin aku pergi"
"Adik?"
"Sama.."
"sama.... ?"
"Ya, semua sama ingin aku pergi. mereka sudah bosan denganku. rumah terlalu sesak untuk lima orang. aku harus segera pergi. kau tak mau ikut?"
"Ingin..tapi bekal belum cukup.."
"Tenang..ayah dan ibu telah memberi kita bekal"
"Apa?"
"Doa"
"Doa?"
"Ya, doa dari orang tua. itulah yang penting..dan restu juga tentunya..."

"Lalu..ayo kita pergi..kereta sudah dekat..dan hujan semakin deras..berpegangan tangan..ayo..hati-hati..pegang tanganku erat, jangan sampai lepas..."

rintik hujan membasahi jalan dan lampu kota bercahaya..indahnya...

Jumat, 14 Maret 2014

mengira...

"Mungkin aku mengira semua akan baik-baik saja"
"Ya, memang akan baik-baik saja.."
"Bagikan saja semua cerita yang kau punya.."
"Tak akan"
"Semua sudah berlalu.."
"Berakhir?"
"Berakhir.."
"harus bisa.."
"Pasti bisa,,"

Senin, 10 Maret 2014

kangen

"Aku hanya kangen, apa tidak boleh?" kata saya.
"Apa?" tanyamu
"Apa kau tak pernah merasakannya?"
"Pernah, bahkan sering..."
"Lalu?"
"Apanya?"
"kangen?"
"Aku hanya kangen pada-Nya? dalam setiap solat dan sujutku. aku kangen pada-Nya."
"Aku juga"
"Kapan kita akan bertemu dengan-Nya?"
"Kapan-kapan bila waktunya telah tiba"
"Kapan?"
"Aku juga tidak tahu. namun, kita harus yakin bahwa kita akan bertemu dengannya. "
"Kau yakin?"
"Ya, aku yakin..tapi aku juga kangen padamu?"
"Betul?"
"Ya,  kau betul tidak peka"
"Ya, maaf..aku tidak tahu."
"Seharunya kau peka....seharusnya kau balas sms-ku..seharusnya kau tahu..seharusnya.."
"seharusnya?"
"Iya, seharusnya..kau tahu bahwa aku sangat kangen kau..."
"Baiklah, sekarang kita sudah bertemu..lalu?"
"lalu? lalu lagi?"
"Kejamnya diri kau..."
"Aku tidak kejam..aku hanya tidak tahu bagaimana mengatakannya..aku juga rindu kau..sangat rindu.."
"Bahkan lebih rindu dari aku?"
"Iya, lebih rindu dari kau.."
"Yakin?"
"Yakin.."
"SUmpah?
"SUmpah..sumpah..sumpahhhh..sumpah"
"Baiklah..kalau begitu kita harus tetap bersama sambil menunggu-Nya"
"Kau mau denganku..?"
"Ya, tidak ada pilihan lain..."
"terpaksa?"
"Tidak..tidak..tidaklah...karena kita adalah kumbang dan bunga yang tidak boleh terpisah..."
"Janji..ya.."
"Janji.."
"Seiya sekata.."
"Seia sekata"